LUBUKLINGGAU – Jumat (4/3/2022) SMA Yadika Lubuklinggau memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1443 H. Kegiatan yang diadakan di Ruang Laboratorium Kimia dihadiri civitas akademika. Kegiatan yang dilaksanakan penuh kekhusyukan itu mendapat apresiasi dari Kepala SMA Yadika Lubuklinggau Suharto.
Kepala SMA Yadika Lubuklinggau Suharto mengatakan, kegiatan itu diprakarsai peserta didik yang aktif dalam Ekskul Rohis berkerjasama dengan OSIS SMA Yadika Lubuklinggau.
Suharto mengapresiasi semangat peserta didik untuk mengadakan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) tersebut. Suharto berharap diadakannya acara ini dapat menjadi penyemangat generasi muda agar tidak lupa dan selalu meneladani kegigihan perjuangan nabi untuk umatnya.
Isra’ Mi’raj di SMA Yadika Lubuklinggau ini promotornya siswa-siswi sendiri. Mulai dari MC, ceramah agama, doa, dan terakhir penampilan Band Islami.
Untuk diketahui Isra’ dan Mi’raj memiliki arti penting dalam kehidupan orang-orang beriman. Pada saat itu, Isra Miraj ini sebagai tanda kebesaran Allah SWT dan keagungan-Nya.
Isra Miraj adalah periode di mana perjalanan Nabi SAW dari Mekah ke Yerusalem yang biasanya memakan waktu berbulan-bulan untuk diselesaikan. Ada hikmah Isra’ Miraj yang bisa dipetik dari peristiwa ini.
Faktanya, tidak ada manusia lain yang terbukti telah pergi jauh dan melampaui alam semesta yang diketahui. Bagi Rasulullah SAW, untuk melakukan perjalanan dari Mekah ke Yerusalem dalam satu malam dan ke Surga, dan kemudian kembali dalam satu malam adalah di luar pemahaman manusia.
Oleh karena itu, ini merupakan ujian iman bagi para pengikut Rasulullah SAW serta pertunjukan kekuasaan Allah SWT dan keagungan-Nya.
Allah SAW menjelaskan perjalanan ini dalam ayat Al-Qur’an Surat Al-Isra’, 17 ayat 1 yang artinya “Maha Suci Dia yang membawa hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha, yang ke sekelilingnya Kami meridhoi Masjid al-Aqsha, tunjukkan padanya tanda-tanda Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Diantara hikmah Isra’ Mi’raj yang bisa dipetik yakni, pertama, tingginya derajat kehambaan.
Dalam Surat Al-Isra’ ayat satu, menceritakan peristiwa Isra Miraj, yang mana kata ‘abdun’ yang artinya hamba digunakan untuk menyebut Muhammad SAW. Hal tersebut menunjukkan bahwa Nabi SAW adalah hamba yang benar-benar bertakwa pada Allah SWT serta memperoleh derajat yang begitu mulia di sisi Allah SWT.
Kedua, pembekalan dakwah yang tangguh . Sebelum terjadinya peristiwa Isra Miraj, orang-orang terdekat Nabi SAW dan selalu mendukung misi dakwahnya silih berganti wafat. Sedangkan di sisi lain, Nabi SAW terus mendapat penindasan dari kaum Quraisy. Ujian yang datang bertubi-tubi ini Allah berikan agar Nabi SAW benar-benar tangguh dalam menyampaikan dakwah.
Ketiga, menyampaikan kebenaran meski pahit. Setelah malam Isra Miraj, Nabi SAW menyampaikan kepada penduduk Mekkah apa yang baru saja dialaminya. Namun banyak yang tak percaya mengenai cerita ‘tak masuk akal’ tersebut. Hal ini menunjukkan, kebenaran tetap harus disampaikan, meski pahit karena banyak mendapat penolakan
(*/rls)