Umrah Tanpa PCR dan Karantina

UMRAH : Salah seorang jemaah umrah (syal warna kuning) asal Kota Lubuklinggau, saat melakukan tawaf di Masjidil Haram 14 Februari 2022.

LIPOSSTREAMING.NEWS – Perlahan, Pemerintah Arab Saudi melonggarkan aturan untuk jemaah umrah. Jemaah umrah Indonesia masih tetap diberlakukan tes PCR dan karantina saat masih ditanah air. Namun berbeda untuk di Arab Saudi yang tidak lagi memberlakukan karantina dan tes PCR.

Hal itu diungkapkan Leader Tour Arminareka, Ida Marlina, Kamis (17/3/2022) siang.

“PCR masih, saat jemaah di Jakarta. Lalu karantina 1 hari, jika dinyatakan positif diisolasi, namun jika negatif boleh pulang ke daerah masing-masing,” ungkap Ida.

Jemaah Arminareka dilanjutkan Ida, tetap mengikuti peraturan pemerintah dan prosedurnya, walaupun pemerintah Arab Saudi tidak lagi memberlakukan karantina dan PCR.

“Kami tetap mengikuti peraturan pemerintah dan prosedurnya, walaupun pemerintah Arab Saudi tidak lagi memberlakukan PCR dan Karantina. Meski di Indonesia masih ada karantina dan PCR saat kepulangan, tidak menyurutkan niat jemaah Arminareka dan para jamaah umrah lainnya untuk segera ke Baitullah,” jelasnya.

14 Februari dilanjutkannya, ada keberangkatan jemaah dari Lubuklinggau, Musi Rawas, Musi Rawas Utara (Muratara), Rejang Lebong dan sekitarnya. Itu sudah tidak menerapkan PCR dan karantina di Arab Saudi.

“Nanti ada lagi keberangkatan tanggal 25 Maret nanti, dari Lubuklinggau tanggal 23 Maret, dilanjutkan 24 Maret terbang ke Jakarta. Itu nanti akan di karantina semalam di Jakarta, lalu tanggal 25 Maret insya Allah akan berangkat ke Madina,” ungkapnya.

Ida melanjutkan, pihaknya belum tahu masih ada atau tidak aturannya PCR dan karantina untuk kedepan, padahal di Arab Saudi sudah bebas untuk tidak memakai masker.

“Indonesia memang aturannya begitu, kalau di Arab sudah bebas. Malah di sana (Arab Saudi) bebas untuk tidak memakai masker, tidak ada juga karantina dan PCR. Namun pada Februari lalu di Arab, para jemaah umrah mesti pakai aplikasi Tawakalna untuk masuk masjid dan ke tempat-tempat lainnya. Kabarnya, untuk Maret ini tidak lagi menggunakan aplikasi itu. Sepertinya di Indonesia saja yang belum ikhlas karantina dan PCR ditiadakan,” ungkapnya.

Untuk biaya umrah diungkapkannya, kisaran Rp27.300.000 hingga Rp30.500.000, dan itu belum termasuk biaya domestik daerah dan karantina kepulangan.

25 Maret ia mengungkapkan, Arminareka akan memberangkatkan 45 jemaah namun untuk jemaah dari Lubuklinggau, Musi Rawas dan Muratara saat pelepasan ada 28 jemaah.

Nanti akan bergabung dengan jemaah asal Palembang, Pagaralam, Musi Banyuasin dan Martapura yang nantinya akan bergabung di Jakarta dengan jemaah Arminareka se-Indonesia dengan satu pesawat menuju Madina.

“Jemaah Arminareka, Insya Allah keberangkatan 25 Maret 2022 ini untuk jamaah Lubuklinggau,Mura, muratara, Pagar Alam, Martapura dan sekitarnya atau dalam grup Sumsel-Palembang. Dengan fasilitas ring 1 Lion dengan 3 awal puasa di Mekkah,” tambahnya.

Dilonggarnya aturan untuk jemaah umrah juga dibenarkan Ustadz Yosep Hariansyah, Pembimbing Umroh Bersama Zafa Tour yang baru saja pulang dari melaksanakan ibadah umrah 11 Maret 2022. Saat ini ungkapnya, aturan ibadah umrah sangat berbeda dari sebelumnya.

Jadwal umrah yang dilaksanakan Yosep semula diperkirakan sekitar 17-18 hari dengan masa karantina. Ia pun berangkat dari Lubuklinggau ke Jakarta pada 27 Februari. Lalu 28 Februari berangkat dari Jakarta ke Madinah. 1-5 Maret di Madinah, 3-5 Maret mereka melakukan aktivitas seperti biasa Ziarah sekitar masjid Nabawi, Ibadah seperti biasa dan 5 Maret City Tour Kota Madinah dan sekitarnya. 6 Maret sampai 10 Maret mereka di Makkah.

Namun, karena waktu karantina sudah dikurangi, sehingga ia melaksanakan ibadah umrah hanya 11 hari. Setelah kembali ke tanah air waktu karantina di Jakarta juga sudah dikurangi, sehingga 11 Maret ia sudah kembali ke tanah air.

“Pada saat saya umrah masa transisi tidak begitu ketat. Di Jakarta karantina satu hari. Lalu langsung ke Madinah. Semula dijadwalkan karantina di Hotel Andalus di Madina selama empat hari, ternyata dikurangi hanya dua hari. Setelah di-swab PCR dan dikarantina dua hari dan hasil swab negatif maka sudah diperbolehkan melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi. Jadi 1-2 Maret karantina di Madina. Hari ketiga kita dikasih gelang boleh keluar dari hotel tempat karantina dan diperbolehkan beraktifitas di Masjid Nabawi,” jelasnya.

Namun untuk ke Raudho harus mendapatkan rekomendasi dulu dari muasasa. Kalau tidak ada rekomendasi pakai Aplikasi Tawakalna. Namun untuk jemaah Indonesia kesulitan menggunakan aplikasi tersebut karena harus pakai kartu provider Madinah. Sementara warga negara lain seperti Malaysia bisa menggunakannya.

“Harus didaftar di Jeddah, sementara kita sudah di Madinah. Karena tidak bisa gunakan aplikasi Tawakalna maka kita harus minta rekomendasi muasasa,” paparnya.

Menurutnya jemaah Umrah Zafa Tour sebanyak 132 orang bisa masuk ke raudho di malam terakhir waktu di Madinah.

“Berkat perjuangan pimpinan Zafa Tour kita semua bisa ke Raudho. Jemaah sebelum-sebelumnya ada yang tidak bisa ke Raudho,” ungkapnya.

Kemudain di hari terakhir di Madina waktu subuh salat tidak berjarak lagi. Tanda-tanda silang jaga jarak salat sudah dilepas semua.

“Alhamdullah waktu kami sampai di Mekkah tidak ada lagi jarak itu. Salat jemaahnya sudah rapat. Kemudian sudah dilonggarkan bebas melaksanakan tawaf . Sebelumnya yang boleh tawaf untuk jemaah yang sedang melaksanakan ibadah umroh saja, sedangkan yang melaksanakan tawaf sunah tidak diperbolehkan. Sepertinya tidak ada lagi aturan siapapun boleh masuk ke Majidil Haram tidak ada lagi penjagaan ketat. Sehingga ada jemaah yang ingin menambah waktu berada di Mekkah,” jelasnya.

Turun dari pesawat 11 Maret, mereka langsung di tes Swab PCR, setelah itu menuju hotel karantina. 12 Maret pagi hasil PCR keluar “Alhamdulillah semua jamaah Zafa Tour sebanyak 132 orang dinyatakan negatif dan diperbolehkan untuk pulang ke kampung halaman,” jelasnya. (dkz/sin)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *