#Pilkada 2024
LIPOSSTREAMING.NEWS – Nama Wakil Walikota Lubuklinggau H Sulaiman Kohar (Suko) belakangan ini jadi pusat perhatian publik. Terutama berkaitan dengan persiapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Suko digadang-gadang jadi calon Wali Kota Lubuklinggau terkuat saat ini. Hal ini yang membuat banyaknya publik yang memasangkan Suko dengan tokoh Partai Politik (Parpol) maupun tokoh masyarakat lainnya, untuk maju pada Pilkada mendatang.
Ada Suko – H Rodi Wijaya (HRW), Suko – H Rachmat Hidayat (Yoppy Karim), Suko – Hasbi Asadiki, Suko – Hambali Lukman atau Suko – Rio.
Melihat fenomena peta peluang beberapa figur yang digadang-gadangkan oleh beberapa pihak kemungkinan berpasangan dengan Suko, Pengamat Politik Kurniawan Eka Saputra menjelaskan ada beberapa hal yang harus digaris bawahi.
Pertama jelas Eka, secara klise tentu dalam politik segala kemungkinan terbuka luas karena waktu kontestasi masih lama.
“Sehingga jika ada pertanyaan apakah mungkin Suko- H Rodi Wijaya (HRW) berpasangan, jawabannya mungkin saja, kenapa tidak? ” ungkapnya, Selasa (10/5/2022).
Kedua, akan muncul pertanyaan bagaimana peluangnya? Secara popularitas peluangnya relatif besar, karena yang satu adalah Wakil Walikota incumbent dan yang satunya Ketua DPRD. Namun soal elektabilitas dan akseptabilitas harus diuji dahulu melalui survey.
Ketiga, relasi keduanya juga harus diperhatikan tentang siapa menduduki apa? Karena Suko sebagai wawako sudah dua periode memiliki keterbatasan hukum hanya bisa mencalonkan diri sebagai kepala daerah, sementara HRW Ketua DPRD 2 periode yang juga Ketua Partai Golkar sebagai pemenang pemilu di Kota Lubuklinggau, apakah bersedia untuk ikut kontestasi dalam level sebagai wakil kepala daerah? Karena tentu saja pengajuan dukungan dari partai sebesar Golkar bukan hanya keinginan pribadi HRW, tapi terkait juga kepentingan-kepentingan Parpol Golkar secara umum.
Jadi apakah nanti DPP Partai Golkar sudah cukup puas dengan posisi sebagai orang ‘nomor 2’ atau sebagai jika kelak sebagaj pemenang pemilu lagi harus ‘nomor 1’, juga akan ikut berpengaruh dalam keputusan soal itu. Apalagi sebagai partai yang mapan, Golkar menentukan semua keputusan itu melalui hasil survey lembaga yang telah mereka rekomendasi seperti : LSI, Charta dan sebagainya.
”Keempat, beberapa kali secara pribadi saya mengobrol dengan Suko, sepertinya beliau nothing to loose. Bahwa dengan pertimbangan usia, karakteristik leadership, dan seterusnya tergantung pada masyarakat pemilih di Lubuklinggau apakah masih memerlukan kepemimpinannya atau tidak lagi jabatan sebagai kepala daerah? Artinya, ambisi personal Suko tidak terlalu menonjol harus ikut kontestasi Pilkada 2024,” paparnya.
Kelima, secara personal kata Eka menilai justru melihat peluang SUKO lebih besar jika ikut kontestasi sebagai Bupati Musi Rawas (Mura), karena belum nampak ‘lawan kuat’ lain untuk mengimbangi Hj Ratna Machmud Amin (RMA) atau H Hendra Gunawan (H2G), jika mereka ikut berkontestasi kembali.
Disamping lahir dan berasal dari Kabupaten Mura, hampir sebagian besar karir dan pengabdian SUKO dihabiskan di Kabupaten Mura. Jadi basis jaringan dukungan dan social capitalnya lebih besar justru di kabupaten induk tersebut. Apalagi pasca berakhirnya era Suprijono Jusuf dan Ridwan Mukti (RM), orang Musi merindukan figur lain yang bisa menggantikan figur kedua mantan bupati tersebut.
“Setiap individu sangat ingin membangun ‘tanah kelahiran’, saya kira perasaan inipun terpatri di hati Suko untuk ikut membangun tanah kelahiran,” tegasnya.(LIPOS)