“Ceremeh Taba Termiskin se-Indonesia” Banyak Warga Meminta Bantuan

ILUSTRASI

LIPOSSTREAMING.NEWS – Hal mengejutkan diungkap Lurah Cereme Taba Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Rio saat menghadiri Reses Perseorangan Anggota DPRD, Sutrisno Amin. Ia dengan gamblang menegaskan, bahwa wilayahnya merupakan kelurahan termiskin se-Indonesia.

Semua peserta reses, termasuk Anggota DPRD Kota Lubuklinggau Sutrisno Amin terkejut saat itu. Mereka heran, apa penyebab sang Lurah mengklaim wilayahnya menjadi kelurahan termisikin di Indonesia.

Ternyata, Rio sengaja mengatakan hal itu sebagai bentuk protesnya kepada pemerintah.

Saat dibincangi, Rio menegaskan jika ia sengaja menyampaikan hal tersebut agar pemerintah bisa introspeksi diri.

“Tidak ada maksud yang lain. Saya ingin, kedepan pemerintah bisa berbenah lebih baik. Di kelurahan kami saat ini, penerima bantuan tidak tepat sasaran. Yang seharusnya dapat bantuan tidak terima, tapi yang seharusnya tidak pantas menerima bantuan justru dapat. Kenapa, karena sejak dulu data yang digunakan data lama, data beberapa tahun yang lalu,” tegasnya, Minggu (3/4/2022).

Ia pun mengklaim bukan hanya sekedar berbicara. Semua yang ia katakan, berdasarkan fakta di lapangan dan hasil ia turun ke lapangan.

“Banyak warga yang mengadu mereka tidak mampu tapi tidak mendapatkan bantuan, sementara tetangganya dapat, padahal mereka punya motor, bekerja dan sebagainya,” ungkapnya.

Lurah mengungkapkan ia juga tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, untuk mensurvei ke lapangan butuh dana dan sedangkan anggaran pemerintah sangat minim.

Anggota DPRD Kota Lubuklinggau, Sutrino Amin mengaku miris mendengar statment Lurah Cereme Taba yang menyampaikan Kelurahan Cereme Taba termiskin di Indonesia saat kegiatan reses perseorangan dirinya selaku Anggota DPRD Kota Lubuklinggau.

Sutrisno Amin yang sudah dua peridoe jadi anggota DPRD Koat Lubuklinggau mengaku terkejut, kalau Kelurahan Cereme Taba termiskin di Indonesia.

“Saya sudah 10 tahun menjadi anggota DPRD belum pernah mendengar hal tersebut,” ucapnya kemarin.

Sutrisno mengaku tidak yakin atas pernyataan Lurah Cereme Taba tersebut.

“Saya tidak yakin Kelurahan Cereme Taba termiskin di Indonesia, karena saya pun warga Kelurahan Cereme Taba,” tegasnya.

Namun Sutrisno tidak tahu data apa yang dipakai sehingga Kelurahan Cereme Taba termiskin di Indonesia. Sutrisno Amin yakin data yang dimaksud salah dan harus segera diperbaiki, dengan melakukan pendataan ulang secara komprehensif dengan melibatkan semua pihak terkait. Jangan hanya dilakukan pihak kelurahan saja, tapi semua stake holder terkait mulai dari RT, Dinas Sosial (Dinsos) dan pihak tekriat lainnya.

“Perlu croscek lagi secara konfrehensif dengan melibatkan semua pihak terkait,” pintanya.

Sementara itu, bantuan tak tepat sasaran juga diungkapkan sejumlah ketua RT di Kelurahan Margamulya dalam reses perseorangan Anggota DPRD Kota Lubuklinggau Dr H Merismon.

“Ya, dalam reses kami mendengarkan keluhan para Ketua RT di Margamulya karena banyak warga mereka yang tidak mendapatkan bantuan PKH (Program Keluarga Harapan),” tutur Merismon.

Padahal selama ini, menurut para Ketua RT, mereka sudah mengusulkan kepada pemkot melalui Dinas Sosial Kota Lubuklinggau. Yang membuat RT mengeluh, mereka belum pernah dilibatkan dalam pendataan calon penerima program PKH. Sehingga para RT menyebut data-data penerima PKH dianggap kurang valid.
Merismon mengaku menyayangkan hal ini. Karena selama ini, sebagai Ketua Komisi I Bidang Pendidikan dan Pemerintahan DPRD Kota Lubuklinggau, ia kerapkali menyampaikan ke Dinas Sosial agar RT dilibatkan dalam pendataan calon penerima PKH. Sebab, RT-lah yang paling tahu bagaimana kondisi warganya mana yang pra sejahtera dan butuh bantuan.
Merismon menampung semua usulan warga dalam Reses tersebut.

“Hasil reses ini akan kami sampaikan ke Pak Wali melalui Rapat Paripurna DPRD, semoga ada perbaikan soal PKH. Termasuk soal teknis pembagian PKH yang juga dikeluhkan warga,” ungkapnya.
(cw02/sin/lik)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *