Mual, Muntah, Demam, Mudah Lelah Bisa Jadi Hepatitis

LIPOSSTREAMING.NEWS – Dari tahun 2019 hingga 2021, ada 53 pasien hepatitis yang terdeteksi di Rumah Sakit (RS) Dr Sobirin. Dari pasien tersebut, dua pasien diantaranya meninggal dunia.

Hal ini disampaikan Direktur RS Dr Sobirin dr Sopian Hadi melalui Kepala Instalasi Rekam Medis Fadilla Wahyu Ningsih mengatakan, terdata 2019 ada 20 pasien hepatitis, laki-laki 13 dan 7 perempuan. 19 Pasien penyakit hati lainnya, satu pasien jenis hepatitis A akut.

Tahun 2020 ada 12 pasien hepatitis, dengan laki-laki 7 pasien dan lima pasien perempuan. Satu pasien didiagnosa jenis hepatitis E akut, sementara 11 pasien penyakit hati lainnya. Ditahun 2021 ada 21 pasien hepatitis,14 pasien laki-laki dan 7 pasien perempuan. Jenisnya dengan dua pasien hepatitis B akut, empat pasien hepatitis virus lainnya dan 15 pasien penyakit hati lainnya.

“Untuk usia pasien hepatitis rata-rata diusia 15 tahun keatas” jelasnya.

Pasien lanjutnya, berasal dari Lubuklinggau, Musi Rawas, Muratara, dan Rejang Lebong.

Sementara Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Dr Sobirin dr Ahmar Kurniadi mengatakan penyakit hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari infeksi virus, kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati. Jika disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis bisa menular ke orang lain.

Penderita hepatitis biasanya tidak merasakan gejala sampai beberapa minggu atau telah terjadi gangguan fungsi hati. Pada penderita hepatitis akibat infeksi virus, gejala akan muncul setelah masa inkubasi, yakni sekitar 2 minggu sampai 6 bulan.

Gejala umum yang muncul pada penderita hepatitis adalah mual, muntah, demam, mudah lelah, feses berwarna pucat, urine berwarna gelap, nyeri perut, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, penyakit kuning, dan penurunan berat badan.Kondisi ini bisa berlangsung selama 6 bulan (akut) atau lebih dari 6 bulan (kronis).

“Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika anda mengalami keluhan seperti di atas. Pemeriksaan juga perlu dilakukan bila ada kondisi yang bisa meningkatkan risiko terkena hepatitis, seperti panyakit autoimun, kecanduan alkohol atau sering mengonsumsi obat-obatan,” saran Dr Ahmar.

Untuk mendiagnosis hepatitis, dokter akan melakukan tanya jawab tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter akan memeriksa perubahan warna di bagian putih mata (sklera) dan menekan perut bagian kanan atas.

Pengobatan hepatitis disesuaikan dengan jenis hepatitis dan tingkat keparahannya. Metode pengobatan untuk hepatitis yang dapat dilakukan meliputi pemberian obat-obatan dan transplantasi hati. Untuk usia hepatitis tidak memandang usia dari O hingga tua.

Penyebab bisa terkena hepatitis biasanya dari dalam tubuh daya tahan tubuh kurang, dari luar biasanya virusnya masuk mulai dari infeksi virus, kecanduan minuman beralkohol , penggunaan obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan infeksi cacing hati.

Dalam penyembuhannya jelas dr Ahmar, cukup istirahat total di rumah sampai kuningnya yang hilang. Faktor umur paling banyak yang terkena yakni usia dewasa muda. Untuk jenis penyakit hepatitis yakini hepatitis A disebabkan oleh infeksi virus hepatitis A (HAV).

Ia menambahkan, penularan jenis hepatitis ini dapat terjadi melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus hepatitis A. Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV) hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seksual tanpa alat pengaman dan transfusi darah. Pada kasus yang jarang terjadi, ibu hamil yang terinfeksi virus hepatitis B bisa menularkan virus ini ke janinnya.

Sementara hepatitis C disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Penularan hepatitis C dapat melalui hubungan seksual tanpa kondom atau penggunaan jarum suntik yang tidak steril.

Sama seperti hepatitis B, virus ini bisa menular dari ibu yang terinfeksi hepatitis C ke janinnya.
Hepatitis D adalah peradangan hati akibat infeksi virus hepatitis D (HDV). Jenis hepatitis ini jarang terjadi, tetapi bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius.

“Seseorang bisa tertular hepatitis D bila memiliki riwayat penyakit hepatitis B. Penularan virus ini bisa melalui penggunaan jarum suntik yang tidak steril atau transfusi darah,” tambahnya.

Sementara Hepatitis E disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E ditularkan melalui air atau makanan yang terkontaminasi virus ini. Oleh karena itu, hepatitis E mudah menular di lingkungan dengan sanitasi yang buruk.

Selain itu, mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa menyebabkan peradangan pada hati dan menimbulkan kerusakan permanen pada sel-sel hati.

Hal ini tentu mengganggu fungsi hati. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat berkembang menjadi gagal hati dan sirosis.

Terdapat sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita hepatitis.

Baik tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet, sebelum mengolah makanan atau sebelum makan, mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus hepatitis atau makanan yang tidak diolah hingga matang, berbagi barang pribadi, seperti pisau cukur atau gunting kuku, berhubungan seksual dengan penderita hepatitis, memiliki lebih dari satu pasangan seksual, atau Lelaki Seks Lelaki (LSL). (adi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *